1.
Faktor yang tidak dapat diubah ( risiko faktor tidak berubah ), misalnya jenis kelamin dan keturunan
2.
Faktor
risiko yang dapat
diubah ( change riskfactor ), misalnya pola makan yang tidak seimbang, mengkonsumsi rokok dan kurang berolahraga yang berpengaruh terhadap kesehatan (Agnesia, 2012).
A) Pola makan yang tidak seimbang
Terjadinya perubahan gaya hidup seperti pada perubahan pola makan, diantaranya makanan siap saji yang mengandung banyak lemak, protein, dan garam yang tinggi tetapi rendahnya serat pangan, dapat membawa konsekuensi sebagai salah satu faktor berkembangnya penyakit degeneratif seperti hipertensi (Arif, 2013 ) .
B) Mengkonsumsi rokok
Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Irene Megawatu Umbas (2019) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara merokok dengan kejadian hipertensi , hal ini terjadi karena pada rokok terdapat kandungan nikotin yang diserap ke dalam pembuluh darah kecil di paru-paru sehingga meninggal di otak, di Otak akan beraksi bersama nikotin dengan memberikan sinyal pada kelenjar adrenal sehingga dapat melepaskan epinefrin (adrenalin), hormon ini akan menyempitkan pembuluh darah sehingga jantung terpaksa bekerja lebih keras dan menyebabkan tekanan darah tinggi.
C) Kurangnya Berolahraga
Kiki Mellisa Andria (2013) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara olahraga dengan kejadian hipertensi, karena olahraga teratur diperlukan karena dapat mengurangi kekakuan pembuluh darah, meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru. Sehingga dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan kerja dan fungsi jantung.
Seledri ( Apium Graveolens L ) merupakan salah satu dari jenis terapi herbal untuk menangani penyakit hipertensi. Masyarakat Cina tradisional sudah lama menggunakan seledri untuk menurunkan tekanan darah. Seledri memiliki kandungan yang lebih banyak untuk menurunkan tekanan darah dari pada tumbuhan lain yang juga dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Seperti daun salam yang hanya memiliki kandungan minyak asiri dan flavonoid untuk menurunkan tekanan darah dan mahoni yang hanya memiliki kandungan flavonoid untuk menurunkan tekanan darah.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Intan Eka Oktavia dkk (2021), rebusan daun seledri Apium Graveolens berpengaruh pada penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi dengan IMT normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik tekanan darah sistolik maupun diastolik pada kelompok yang diberikan perlakuan terjadi penurunan secara bermakna setelah diberikan air rebusan daun seledri.
Merebus daun seledri merupakan salah satu cara mengolah seledri untuk darah tinggi yang bisa dikonsumsi usia muda, dewasa dan orang tua. Air rebusan daun seledri dapat dikonsumsi 1 hingga 2 kali sehari secara rutin sampai tekanan darah menurun dan gejala darah tinggi hilang. Tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi lebih dari 2 gelas perhari karena untuk menjaga efek buruk dari seledri itu sendiri jika diminum secara berlebihan.
Seledri juga memiliki kandungan apigenin yang sangat bermanfaat untuk mencegah penyempitan pembuluh darah dan tekanan darah tinggi. Selain itu, seledri juga mengandung flavonoid , vitamin C, kalsium, dan magnesium yang dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi.
No comments:
Post a Comment